Untuk menguasai ketrampilan bermain, tidak hanya cukup dengan menguasai teknik memainkan bola, namun meliputi juga keterampilan-keterampilan gerak lain untuk mendukung pemain yang membawa bola, namun meliputi juga keterampilan-keterampilan gerak lain untuk mendukung pemain yang membawa bola. Misalnya, bagi pemain yang sudah teranmpil mengoperkan bola secara tepat akan tidak berguna jika salah satu pemain yang akan menerima operan tersebut tidak bergerak ke daerah yang bebas dari pengawalan lawan.
Contoh lain misalnya serangan tim lawan akan berhasil jika beberapa pemain bertahan tidak mampu bergerak ke daerah tertentu secara tepat untuk membatasi ruang gerak tim lawan. Keterampilan-keterampilan gerak demikian biasanya diabaikan dalam proses pembelajaran selama pelajaran berlangsung, siswa disibukkan oleh latihan-latihan keterampilan teknik berdasarkan kriteria teknik yang baku.
Pengembangan batasan penampilan bermainan ini, dalam proses pembelajaran harus di terapkan sebagai tujuan, pemilihan materi, dan prosedur penilaian yang harus di pilih. Setelah pemahaman taktik siswa meningkat, permainan harus dilanjutkan dengan melibatkan peningkatan kompleksitas taktik.
Dari masalah diatas maka penulis akan membahas tentang konsep dan pembelajaran dalam pembelajaran permainan olahraga bulu tangkis.
1) Karakteristik dan Gerak Dasar Permainan Bulu tangkis
Permainan bulu tangkis merupakan permainan yang bersifat individual, dan dapat dilakukan dengan cara, satu orang melawan satu orang, atau dua orang melawan dua orang. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan kock sebagai objek yang di pukul.
Lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara dua daerah, masing-masing daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan. Tujuan permainan adalah berusaha untuk menjatuhkan kik di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul kembali kok atau terpaksa jatuh di daerah permainan sendiri. Pada saat permainan berlangsung, masing-masing pemain berusaha memukul sebelum kok menyentuh lantai di permainan sendiri. Apabila kok jatuh di lantai atau menyangkut di net, maka permainan terhenti.
Gerak yang terdapat dalam permainan, yang paling nyata yaitu gerakan memukul dengan raket. Selain itu lantas ada gerakkan melangkah, gerakkan berpindah posisi, gerakkan meloncat, gerakkan badan ke berbagai arah dari posisi diam, dan sebagainya. Kesemua gerakkan itu terangkai dalam suatu kesatuan pola gerak.
Jenis keterampilan gerak dalam bulutangkis mencakup tiga komponen keterampilan dasar, yaitu keterampilan lokomotor, non lokomotor dan manipulatif. Dalam rumpun keterampilan lokomotor gerak dasar tampak dalam bentuk garakkan menggeser, malangkah, berlari, memutar badan, dan melompat. Dalam rumpun gerak non lokomotor terlihat dalam sikap berdiri saat servis atau menerima servis, gerak melenting, menjangkau, atau mewakili oleh gerakkan memukul bola bulu dengan raket dari berbagai posisi ke lapangan lawan.
Dari kesemua bentuk gerakkan yang banyak tadi, dapat diidentifikasi gerak dominan, sebagai ciri utama permainan bulu tangkis. Pola gerak dominan tersebut meliputi berbagai macam cara berdiri, dan melangkah, misalnya melangkah ke depan, melangkah ke belakang, melangkah ke samping kiri dan kanan, mundur, serong kiri, dan serong kanan. Kemudian ada juga keterampilan melompat yang dilakukan ketika melakukan pukulan-pukulan atas. Ada pula gerakkan memukul kock dengan menggunakan raket yang dapat dilakukan dari atas kepala dari samping atau mendatar dan dari bawah.
Pola gerak utama yang mendukung pelaksanaan teknik bermain berikut Pola Gerak Dominan (PGD). Setiap cabang olahraga pasti memiliki PGD-nya masing-masing, walau tidak jarang beberapa cabang olahraga memiliki PGD yang serupa. PGD inilah yang membedakan anatara satu cabang olahraga dengan olahraga lainnya.
PGD merupakan syarat untuk membentuk keterampilan khas dalam suatu cabang olahraga. Jika seseorang tidak memiliki PGD yang diperlukan, ia tidak akan mampu menunjukkan keterampilan yang baik dalam suatu cabang olahraga yang bersangkutan. Sebaliknya, PGD khas olahraga tertentu akan mendukung kemampuan seseorang untuk mencapai performa secara memadai, terutama bila PGD itu sering dilatiih. Karena itu ada kaitan yang bersifat timbal balik. Misalnya jika pemain kurang terampil melakukan gerakkan memukul dari samping kiri dan gerakkan langkah ke depan, maka ia akan mendapatkan kesulitan untuk menguasai lapangan bulutangkis.
Hal ini karena ia memiliki kelemahan dalam dua PGD yang diperlukan untuk bermain bulutangkis,yaitu memukul dari samping kiri dan melangkah ke depan. Akan tetapi jika pemain itu terus belajar dan berlatih, gerakkan memukul dari samping kiri dan gerakkan melangkah ke depan net akan di kuasainya. Pencapaian hasil belajar semakin cepat pula bila di bina oleh guru penjas yang mengerti kelemahan pemain atau siswanya.
Lambat laun PGD memberikan beberapa keuntungan. Pertama, siswa akan berkembang potensi gerak dan kemampuannya, sehingga memiliki kesiapan untuk mendalami olahraga yang bersangkutan. Bahkan, bukan hanya untuk satu cabang olahraga karena beberapa cabang olahraga memiliki PGD yang serupa. Kedua, dikaitkan dengan kondisi persekolahan di Indonesia yang selalu kekurangan alat dan fasilitas olahraga, pengembangan PGD dari suatu cabang olahraga merupakan pilihan yang tepat.
Demikian halnya untuk pelajaran bulu tangkis. Para siswa akan mendapat keuntungan jika guru berusaha memberikan program yang bisa mengembangkan PGD yang sesuai dengan bulu tangkis. Gerakkan-gerakkan melangkah, menggeser ke kiri dan ke kanan, maju dan mundur, serta sesekali melompat, perlu di bina terlebih dahulu, sebagai landasan keterampilan bermain. Kesemua gerak dasar, seperti pergerakkan maju, mundur dan menayamping itu pada akhirnya bisa diarahkan untuk mendukung kerja kaki yang baik. Kerja kaki pada intinya adalah penempatan posisi kaki yang tepat untuk menerima atau mengambil bola. Dengan kerja kaki yang baik, efisiensi dan kelincahan gerak akan terjamin di samping terhindarnya kesalahan koordinasi yang di sebut salah langkah.
Salah satu kerja kaki yang baik adalah kalau bola di depan net, maka pengambilan bola bagi pemain yang menggunakan tangan kanan di depan. Demikian sebaliknya ketika pemain mengambil bola dibelakang, biasanya kaki kanannya berada di belakang. Berapapun langkah yang diambil dan ke arah manapun gerakkan dilakukan, kaki kanan tersebut harus selalu berada di ujung, jika pemainnya menggunakan tangan kanan. Jika sebaliknya posisi di ataspun harus disesuaikan.
Bulu tangkis merupakan permainan yang dapat dimainkan oleh siswa pada semua level kemampuan. Anda memainkannya pada semua tingkatan dan sangat cocok untuk mengajar siswa pada kemampuan yang berbeda. Sayangnya ada beberapa siswa tahap awal yang masih meyakini bahwa bulu tangkis merupakan permainan yang secara teknik sulit untuk dimainkan.
Pembelajaran pertama dimulai dengan insruksi verbal yang berhubungan dengan beberapa bagian raket yang mungkin tidak ingin di ketahui siswa. Dan berikutnya pengenalan pada servis bawah, karena hal ini menurut penulis dipilih karena keterampilan ini penting untuk memulai permainan. Jika ada beberapa siswa yang kesulitan untuk menampilkan servis bawah, misalnya kock tidak dapat di pukul atau pukulannya tidak pas, maka. pengajar harus terus mengajarkannya hingga siswa meraih kemampuan yang memuaskan. Untuk selanjutnya kemampuan ini dapat di jadikan landasan untuk melanjutkan pada keterampilan berikutnya yang lebih tinggi.
Pendekatan taktis yang diajarkan ini berusaha agar siswa diperkenalkan kepada modifikasi kondisi dan situasi permainan yang sesungguhnya dengan segera. Pada awalnya mereka diperkenalkan pada bentuk-bentuk permainan sederhana yang memungkinkan mereka berhasil melakukannya. Misalnya dengan memperkenalkan cara menempatkan kock pada raket dan melemparkannya melewati net.
Permainan tunggal merupakan fokus pembelajaran utama sebab permainan ini secara taktis lebih mudah dibandingkan dengan permainan ganda. Kompleksitas taktis permainan meningkat sejalan dengan kemajuan belajar siswa. Keterampilan-keterampilan baru diajarkan setelah siswa memahami pentingnya keterampilan tersebut untuk memecahkan masalah-masalah taktis yang diberikan oleh permainan.
Tingkat kemajuan belajar level 1
Kompleksitas taktik pada level ini di fokuskan pada persiapan untuk melakukan serangan dengan menciptakan ruang pada sisi net lapangan lawan dan daerah pertahanan pada sisi net lapangan sendiri. Dalam hal ini Anda dapat mengenalkan keterampilan pukulan dari atas kepala jauh ke belakang lapangan lawan.
a. Tingkat pembelajaran level 1
Pelajaran 1
Masalah taktis : menciptakan ruang
Fokus pelajaran : peramainan tunggal setengah lapang
Tujuan : mempertahankan kock dalam permainan
Tujuan aktifitas : mempertahankan reli selama mungkin dengan melakukan pukulan dari bawah dan dari atas.
Tingkat kemajuan belajar level 2
Kompleksitas taktik pada level 2 mengembangkan kemampuan siswa untuk membuat dan mempertahankan ruangan dengan memperkenalkan servis tinggi dan rendah. Keterampilan tesebut diperkenalkan dalam konteks masalah taktis. Keterampilan ini di sajikan melalui pertanyaan guru yang tepat sebagai pemecahan masalah yang potensial terhadap masalah-masalah taktis pada penciptaan dan pertahanan ruang.
Pelajaran 1
Masalah taktis : menciptakan ruang
Fokus pelajaran : menciptakan ruang daris serangan
Tujuan : kembali ke tengah lapangan diantara pukulan
Tingkat kemajuan belajar level 3
Level 3 meliputi bentuk permainan tunggal setengah lapangan untuk lebih meningkatkan kompleksitas taktis permainan ganda, siswa dapat mengembangkan lebih banyak pada teknik lanjutan untuk mendapatkan angka dan bertahan melawan serangan sebelum mengeksplorasi masalah taktis yang disajikan dalam permainan ganda.
Secara khusus serangan dan pertahanan dilakukan secara berpasangan.
Pelajaran 1
Masalah taktis : memenagkan angka
Fokus pelajaran : serangan drop shot