Mengelola
rasisme dan toleransi
Rasisme
adalah sistem kepercayaan yang menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat
pada ras manusia menentukan pencapaian budaya atau individu, bahwa suatu ras
tertentu lebih superior memiliki hak untuk mengatur ras lainnya. Rasisme
murujuk pada preferensi terhadap kelompok etnis tertentu sendiri
(etnosentrisme), ketakutan terhadap orang asing (xenophobia), penolakan
terhadap hubungan antar ras (miscegenation), dan generasi terhadap suatu
kelompok orang tertentu (stereotipe). Rasisme mendorong terjadinya diskriminasi
sosial.
Salah satu
rasisme yang sering terjadi di Indonesia adalah pertikaian antar masyarakat
beragama. Tidak dapat dipungkuri bahwa perbedaan ras dan agama memperlebar
jurang pemusuh antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah dengan perbedaan
agama menjadi lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan antar kelompok dalam
masyarakat. Contoh antara suku Aceh dan suku Batak selalu hidup dalam ketegangan
dan konflik fisik yang merugikan ketentraman dan keamanan hidup bermasyarakat.
Hal ini terjadi karena suku Aceh yang beragama islam dan suku Batak yang
beragama Kristen. Selain itu perbedaan budaya antara suku Aceh dan suku Batak
juga dapat memicu terjadinya konflik. Kerugian fisik dan mental dirasakan oleh
kelompok minoritas di mana di Indonesia orang Kristen lebih sedikit dari orang
islam. Massa yang mengamuk dari mayoritas yang memeluk agama islam menekan
kelompok yang minoritas kristen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar