Pendidikan
karakter merupakan salah satu kunci dari kemajuan dan pembangun kehidupan hingga
saat ini. Dengan kekuatan dan keutamaan karakter, orang dapat menghasilkan
perasaan-perasaan positif dalam situasi apa pun. Selain itu, setiap manusia
juga dapat melihat sisi-sisi baik dari suatu perjalanan hidup sehingga mampu
memberikan penilaian positif terhadap kehidupan pribadinya. Pada dasarnya,
kekuatan karakter bersumber pada keberadaan manusia sebagai makhluk spritual.
Manusia memiliki daya-daya spiritual yang memberikan kebebasan kepadanya untuk
melampaui apa yang ada di dunia ini dan saat ini. Spritualitas manusia
merupakan dasar dari kekuatan karakter. Kemampuan manusia untuk memperbaiki
diri dan dunianya dari waktu ke waktu bersumber pada daya-daya spritualnya.
Pada penciptaan kehidupan, Tuhan menciptakannya dengan rasa cinta.
Cinta
merupakan salah satu bentuk terpenting dari ketertarikan antar pribadi. Pada
dasarnya, cinta terdiri atas 4 elemen utama: pengertian, kepercayaan, kerja sama,
dan pernyataan kasih sayang. Selain itu, cinta juga melahirkan rasa
kemanusiaan, yakni rasa untuk menjalin hubungan antara diri sendiri dengan
orang lain secara dekat, dan pada umumnya bercirikan kegiatan berbagi, saling
melengkapi, dan peduli yang saling membalas. Kemanusiaan dan cinta merupakan
pondasi paling dasar dalam keberadaan kehidupan ini.
Dalam usaha
membentuk karakter, diperlukan pemahaman mengenai keutamaan dan kekuatan
karakter yang sejauh ini sudah dikembangkan oleh manusia. Terdapat 6 kategori
keutamaan dan kekuatan karakter yaitu transedensi, kebijaksanaan dan
pengetahuan, kemanusiaan dan cinta, kesatriaan, keadilan, dan pengelolaan diri.
Dari 6 karakter tersebut, yang menjadi dasar dari semua karakter adalah
transedensi yakni merupakan keutamaan yang menghubungkan kehidupan manusia
dengan seluruh alam semesta dan memberi makna kepada kehidupan. Cinta dan
kemanusiaan merupakan hubungan sebab-akibat adanya kehidupan di dunia ini.
Berkat cinta dan kemanusiaan, timbul berbagai interaksi sosial yang penuh
dengan cinta kasih, kebaikan hati, dan kecerdasan sosial.
Kebaikan
hati mencakup kedermawanan, pemeliharaan, perawatan, kasih sayang, dan
altruistik (rasa ikhlas, tulus, dan mengerjakan sesuatu tanpa pamrih)
menjadikan orang mau berbagi kesenangan dan kebaikan dengan orang lain. Orang
dengan kekuatan ini menjadi berbuat baik sebagai bagian dari pengembangan
dirinya. Dari kekuatan ini, juga timbul keutamaan yang lainnya yakni
kebijaksanaan dan pengetahuan. Orang yang memiliki kebaikan hati, cenderung
terbuka satu sama lain dan memiliki kemampuan memahami perspektif yang berbeda,
memahaminya, dan memadukannya secara sinergis untuk pencapaian hidup yang baik.
Kecerdasan
sosial mencakup kecerdasan emosional yakni kecerdasan dalam mengendalikan diri
sendiri dan aktivitas emosi dalam dirinya dan kecerdasan intrapersonal yang
merupakan kecerdasan terhadap hubungan dengan dirinya sendiri. Pada umumnya,
orang yang memiliki kecerdasan emosional dan keadilan akan membentuk karakter
lainnya yakni karakter pemimpin. Selain itu, orang dengan kekuatan kecerdasan
emosional dan kecerdasan intrapersonal dapat menempatkan diri sesuai dengan
kebutuhan orang lain tanpa mengorbankan kebutuhan diri sendiri. Mereka
mengembangkan dirinya sekaligus juga mengembangkan orang lain. Dari sinilah,
timbul keutamaan karakter kesatriaa. Kesatriaan mencakup kebesaran menyatakan
kebenaran dan mengakui kesalahan, teguh dan keras hati, integritas, dan
bersemangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar